Diakonia
Home / Diakonia / Gereja Harus Hadir Memperjuangkan Keadilan Sosial

Gereja Harus Hadir Memperjuangkan Keadilan Sosial

“Harga energi dan logam tertekan, sementara harga pangan melonjak akibat cuaca ekstrem dan proteksionisme pangan.”

Jakarta, gpibwatch.id – Gereja diharapkan terus hadir sebagai suara kenabian yang memperjuangkan keadilan sosial dan kesejahteraan bersama, terutama bagi kelompok rentan di tengah ketidakpastian ekonomi.

Demikian disampaikan Ekonom ekonom Yustinus Prastowo ketika berbicara soal kondisi terkini perekonomian global dan nasional dalam Rapat Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPH-PGI) yang digelar di Graha Oikoumene, Jakarta, Senin (2/6).

Mengutip laman pgi.or.id, dampak dari kebijakan tarif era Presiden Trump yang masih berpengaruh besar, terutama terhadap harga komoditas global. “Harga energi dan logam tertekan, sementara harga pangan melonjak akibat cuaca ekstrem dan proteksionisme pangan,” jelasnya.

Di tingkat domestik, nilai tukar rupiah yang sempat menyentuh Rp16.891 per dolar AS menjadi perhatian. Namun Yustinus menegaskan bahwa inflasi nasional masih terkendali dalam kisaran target Bank Indonesia. Bank sentral juga mempertahankan suku bunga di level 5,75% untuk menjaga stabilitas, meskipun ekspor ke Tiongkok mengalami pelemahan.

Alergi Demokrasi

Dana Moneter Internasional (IMF) telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 menjadi 2,8% dari sebelumnya 3,1%. Penurunan ini dipicu oleh suku bunga global yang tetap tinggi, konflik geopolitik, serta kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat yang meningkatkan ketidakpastian dan mengganggu investasi serta perdagangan global.

IMF juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2025 dari 5,1% menjadi 4,7%. Meski demikian, Yustinus menilai dampak perlambatan ini masih tergolong moderat karena ekspor Indonesia ke Amerika Serikat tidak dominan. Tantangan justru datang dari pelemahan ekonomi mitra dagang utama dan ketidakpastian global yang meningkat.

Menanggapi paparan tersebut, Ketua Umum PGI, Pdt. Jacklevyn F. Manuputty menyatakan pentingnya gereja untuk memahami situasi secara utuh, termasuk dinamika yang tidak tampak di permukaan. Pemahaman secara utuh akan menjadi bahan yang lengkap bagi PGI dalam mengambil kebijakan.

Pdt. Jacklevyn juga mengapresiasi atas informasi dan analisis yang relevan. “Karena itu sekali lagi terima kasih kerjaan teman-teman untuk bisa berbagi dengan kami. Dalam berbagai hal, kami dengan KWI selalu juga sering berbagi dqn bekerjasama” tutup Pdt Jacky Manuputty

Paparan dan diskusi ini menjadi bagian penting dari proses reflektif gereja dalam menjawab realitas sosial-ekonomi yang kompleks dan menuntut kehadiran gereja yang tanggap, kritis, dan solutif di tengah masyarakat. ***

Ketika Kekuasaan Menjadi Absolut

Latest Posts

Polling Bakal Calon Sekretaris Umum Majelis Sinode GPIB 2025-2030

Pilih bakal calon yang anda inginkan untuk menjadi Sekretaris Umum Majelis Sinode GPIB 2025 - 2030

View Results

 Loading ...

Berita Populer

01

Tuli Mendadak, Tradisi Sejak Dini di Jabatan Fungsionaris

02

Ketok Magic Pendeta, Menggunakan Ayat Kolusi dan Ayat Nepotisme

03

Sang Raja, Sang Ratu di Jemaat

04

JANGAN DIPILIH, Kontestan yang Tukar Guling Jabatan…

05

Pemimpin Arogan, Jangan Jadi Role Model

Ragam Berita



Sang Raja, Sang Ratu di Jemaat



Pemimpin Arogan, Jangan Jadi Role Model


Exit mobile version