Inspirasi Opini
Home / Opini / Pro – Kontra Podcast Imajiner, Bersifat Spekulatif

Pro – Kontra Podcast Imajiner, Bersifat Spekulatif

Disinilah titik kekuatan atau kecerdikan dari podcast imajiner G Watch-tv,  ketika elemen fakta pemberitaan menjadi sedikit kabur, karna status imajiner nya…

Jakarta, gpibwatch.id – Dunia ini terbuka untuk semua orang  berkarya, siapapun dia, tidak memandang latar belakangnya, dan dunia inipun terbuka untuk berbeda pendapat dalam memahami suatu masalah, dalam menyimpulkan dan mempresentasikan apa yang lagi membooming, dan disaat itupun kita diajak untuk berkontemplasi, untuk saling menghargai pandangan dan gagasan masing – masing, serta memberikan solusi yang terbaik dalam rangka kebaikan antar sesama umat manusia yang berbeda.

Mari simak apa yang dikatakan Pnt. Maxi van Hayer seorang lawyer dan salah satu kontestan Ketua V/ Sekretaris II, Majelis Sinode GPIB – XXII, Tahun 2025 – 2030,  tentang podcast imajiner yang ditayangkan di G Watch-tv.

Menurut Bung Maxi, podcast imajiner G Watch-tv yang viral, fenomenal dan menyedot perhatian akhir-akhir ini, telah membawa semua pendengar, penyimak atau bahkan pencinta podcast “melompat” melewati nalar berpikir rasional dalam memahami setiap topik menarik yang dipilih. Mengapa demikian, karena ada beberapa alasan kontra imajiner bisa menjadi rujukan, diantaranya;

Yang pertama podcast imajiner G Watch-tv telah dengan luar biasa mempelajari , merancang dan menyajikan materi dalam tema-tema pemberitaan dengan kombinasi sistem Human Intelligence (HI) atau Kecerdasan Manusia yang dielaborasikan dengan Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan terhadap issue-issue menarik yang diangkat dengan begitu lugas sehingga para pendengar dan pencinta podcast bagaikan tersihir dalam suasana imajiner dan suasana realita bagaikan tanpa sekat.

17 dan 18 Agustus 1945 adalah Peristiwa Sakral Bangsa Indonesia

Yang kedua dr. John Paulus, dengan segala hormat, menurut saya di titik ini telah melewati batas atau mungkin telah dengan sengaja melewati batas yaitu batas penting yang sering diangkat oleh pakar komunikasi terkait kebenaran dalam pemberitaan, kesesuaian dengan fakta. Teori Korespondensi : Kebenaran berita diukur dari sejauh mana berita tersebut sesuai dengan fakta yang ada dan sebuah berita dianggap benar jika apa yang dilaporkan sesuai dengan kejadian nyata.

Yang ketiga, justru disinilah titik kekuatan atau kecerdikan dari podcast imajiner G Watch-tv  ketika elemen fakta pemberitaan menjadi sedikit obscuur, kabur karna status imajiner-nya, dimana pengetahuan, knowlegde yang hendak dibagikan atau disiarkan oleh podcast imajiner G Watch-tv menjadi equivalent , selaras atau interrelated, saling terkait dengan kebenaran, truth itu sendiri.

Selaras dengan paradigma berpikir demikian, John Dewey, seorang filsuf pragmatis, mengaitkan pengetahuan dan kebenaran  dengan tindakan dan pengalaman, yang mana kemudian menjadi kajian yang menarik dari epidemiologi (cabang filsafat yang mempelajari batas² dan asal-usul pengetahuan serta kriteria kebenaran).

Bagi Dewey, pengetahuan bukanlah sesuatu yang statis dan terpisah dari tindakan, melainkan sesuatu yang terus berkembang melalui pengalaman dan interaksi dengan dunia, dan kebenaran adalah apa yang terbukti berhasil dalam praktik, yang membantu kita mencapai tujuan dan memecahkan masalah, dan pengetahuan dan kebenaran saling terkait erat dalam proses pengalaman dan tindakan.

Podcast imajiner dengan narasi imajiner di G Watch-tv telah menimbulkan reaksi yang sangat bervariatif, ada yang takjub dan terpesona, tetapi tentu saja ada juga yang cemas dan gelisah karna pemberitaan tersebut, dan reaksi tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari relevansi konten yang disajikan, hingga pengaruh dr. John Paulus sebagai seorang influencer yang turut andil membangun narasi podcast tersebut, yang memainkan fakta dan imajinasi dengan batasan tipis antara pengetahuan dan kebenaran, dan ini  menjadi kontroversi fenomenal yang menggelisahkan.

Alergi Demokrasi

Pro – Kontra tentang kebenaran dari para tokoh, kejadian dan bagaimana narasi yang dibangun oleh dr. John Paulus melalui podcast imajiner G Watch-tv telah menjadi percakapan diam-diam atau mungkin terang-terangan diantara para pendengar atau pencinta acara tersebut belakangan ini.

Dan pencaharian akan kebenaran dari apa yang disampaikan mungkin sudah dilakukan melalui pemikiran rasional, spekulasi, dan refleksi mendalam atau melalui cross check sana sini, dan kebenaran filosofis seringkali bersifat spekulatif dan tidak selalu dapat diverifikasi secara empiris. MvH/JP

Related Posts

Latest Posts

Polling Bakal Calon Sekretaris Umum Majelis Sinode GPIB 2025-2030

Pilih bakal calon yang anda inginkan untuk menjadi Sekretaris Umum Majelis Sinode GPIB 2025 - 2030

View Results

 Loading ...

Berita Populer

01

Tuli Mendadak, Tradisi Sejak Dini di Jabatan Fungsionaris

02

Ketok Magic Pendeta, Menggunakan Ayat Kolusi dan Ayat Nepotisme

03

Sang Raja, Sang Ratu di Jemaat

04

JANGAN DIPILIH, Kontestan yang Tukar Guling Jabatan…

05

Pemimpin Arogan, Jangan Jadi Role Model

Ragam Berita



Sang Raja, Sang Ratu di Jemaat



Pemimpin Arogan, Jangan Jadi Role Model


Exit mobile version