Kekayaan yang digunakan untuk mencari jabatan dalam pelayanan, merupakan suatu kegawatdaruratan, dilakukan supaya terkenal dan terpilih bukan karna sainsnya melainkan karna uang…
Jakarta, gpibwatch.id – Terlintas sejenak terpikirkan sang ratu yang cantik nan jauh disana, bagaimana kabarnya ya, sambil menghayal merenung wajahnya yang tak ada salah dan di poles make up, yang membuat indah di pandang oleh sejumlah pria yang mengidamkannya.
Sang Ratu terkadang dipandang sebagai orang kaya, kaya dalam mulut dan kata yang tidak benar, kaya dalam silat lidah, kaya dalam mengadu domba,kaya cinta palsu, dan kaya verbal….
Kekayaan dalam pelayanan itu wajar kalau digunakan secara lege artis, maksudnya sesuai apa yang dikehendaki-Nya, namun kekayaan itu terkadang menjadi simbol untuk mengatur segala – galanya, mengatur pelayanan bergereja dan berjemaat.
Orang kaya dalam kehidupan pelayanan selalu saja disegani dan dihormati, orang kaya banyak pengikutnya, orang kaya itu seperti gula yang selalu disemuti, orang kaya selalu menjadi patokan dan panutan di satu sisi.
Orang kaya selalu menyumbang harta yang mereka punya untuk membantu orang lain, orang kaya selalu terdepan untuk memberikan tanda mata kepada para kaum papa, orang kaya selalu tampil terdepan dan sadar kamera.
Orang kaya dalam organisasi pelayanan di segani, di hormati, di kagumi, seakan – akan dialah yang punya jemaat dan gereja ini, mereka yang terlibat dalam presbiter akan menonjolkan dirinya, mereka harus di dengar masukannya, mereka yang menyimpulkan hasil akhirnya dan dari tangannya dan pikirannya hasil persidangan atau meeting tersebut.
Orang kaya dalam tingkat jemaat dan tingkat sinodal sangat banyak, tetapi yang terjun dalam arena pelayanan juga tidak terlalu banyak, dan yang berkecimpung ada yang mencari nama, kedudukan, panggung untuk jabatan tertentu, untuk populer, lalu ada yang memang benar – benar menggunakan kekayaannya untuk kebesaran nama Tuhan, soli deo gloria.
Orang kaya yang sudah masuk arena pelayanan awalnya mereka mempelajari, selanjutnya mereka akan mencari jalan untuk memimpin organisasi tersebut dengan menjual kekayaan yang mereka miliki, yang disatu sisi secara pengetahuan kurang memahami, kurang mengerti, dan hanya bermodalkan kaya materi.
Kekayaan yang digunakan untuk mencari jabatan dalam pelayanan, ini merupakan suatu kegawatdaruratan, menggunakan harta atau uang untuk mencapai titik puncak, bukan dalam arti sogok – menyogok, tapi segala cara digunakan seperti menyumbang atau memberikan sumbangan, mungkin juga sebagai penyandang dana dalam suatu event, atau memberi transport dalam tanda kutip dan masih banyak cara yang dilakukan orang kaya supaya terkenal yang akhirnya terpilih bukan karna sainsnya melainkan karna uang.
Orang kaya yang menggunakan kekayaan untuk tampil melayani dan menguasai pelayanan tidak akan abadi, mereka akan jadi cibiran yang tersembunyi dari banyak orang, mereka tidak akan pernah dihormati secara tulen, mereka hanya dihargai karna materi atau sumbangan yang mereka berikan, dan sedikit sekali dari mereka yang low profile, apa adanya, rendah hati, menjalani dengan sungguh-sungguh, tanpa pamrih.
Dalam tingkat jemaat scopenya kecil, sehingga gampang diketahui perilakunya, sifatnya, karakternya, tetapi kalau berbicara di tingkat sinodal ada orang kaya yang benar-benar tulus ikhlas menyumbangkan materinya, namun ada yang ngomong doang, amnesia sesaat dengan apa yang sudah dikatakan, tapi ada pula dengan kekayaan tersebut digunakan untuk mencapai posisi top leader.
Kekayaan itu bukan segala-galanya dalam pelayanan, kekayaan itu hanya penunjang, dan sekarang kembali kepada kita dalam mengelola kekayaan yang kita miliki, mengelola dengan sebaik mungkin yang dapat disalurkan atau digunakan untuk menolong para kaum papa yang masih banyak diluar sana, baik itu internal kita maupun lintas iman.
Keep the spirit sang ratu cantik nan kaya di tempat yang the have, namamu dikenang sebagai penyambung lidah manis nan sejuk, dibalut lipstick merah memukau, mereka yang melihatmu akan terjatuh dan pasrah dalam pelukan kegelisaan. ewako-mappakoe@gpibwatch.id (JP)