Energy para talker hanya sebatas ngomong doang, hanya mau di dengar karena basic rich-nya, mereka hanya pemandu sorak, cheerleaders.
Jakarta, gpibwatch.id – Laring adalah organ berbentuk kotak yang terletak di bagian depan leher dan berfungsi sebagai penghubung antara faring (tenggorokan) dan trakea (saluran pernapasan). Organ ini terdiri dari beberapa struktur penting yang bekerja bersama untuk memastikan kelancaran proses pernapasan, berbicara, dan perlindungan saluran napas.
Laring terdiri dari tulang rawan dan jaringan otot. Tulang rawan, cartilago berfungsi untuk membangun struktur laring, sedangkan otot membantu dalam proses menelan, bernapas, dan menghasilkan suara.
Fungsi Laring adalah menyalurkan udara untuk pernapasan, mencegah tersedak, melindungi kotak suara karena di dalam laring terdapat pita suara yang dapat bergetar, sehingga dapat menimbulkan bunyi, suara, yang memungkinkan kita berbicara, bernyanyi, dan berteriak.
Laring merupakan organ tubuh yang sangat fantastis, karna fungsinya yang sangat urgently, yang digunakan untuk berbicara, wawancara, mempresentasikan makalah, khotbah dll. semua menggunakan suara.
Semua orang pasti punya keinginan berbicara, bersuara dalam konteks dimana dia berada dan dalam konteks profesi yang kalau digunakan semestinya sangat berguna bagi kemaslahatan umat, khususnya dalam penyampaian sesuatu yang bernilai atau untuk pengembangan kognitif.
Konteks berbicara, konteks ngomong harus diatur sedemikian rupa pada saat kita berhadapan dalam doa dan dialog dengan audens, meyakinkan kepada mereka, bahwa yang kita sampaikan benar, tidak hanya lips service, tidak hanya membual, tapi narasi itu bermanfaat untuk ditindak lanjuti.
Dalam konteks dialog sekuler kita bisa berbicara, ngomong apa saja sesuai dengan basic sains kita dan kita dapat menyampaikan kepada mereka dengan evidence yang dapat dipertanggunjawabkan.
Berbicara atau ngomong itu punya seni, punya etika, punya algoritma, punya tata kelola, dan ngomong tidak asal ngomong, melainkan ngomong harus punya basic education and learning.
Dalam konteks pelayanan terkadang kita melihat banyak yang tukang ngomong, tukang bicara, mereka duduk bersama ngomong – ngomong tentang sesuatu yang lagi hits , tapi dalam pelaksanaannya atau proses berjalannya kadang durasinya panjang dan lama bahkan tak nampak, silent, redup, dan inilah para pe-ngomong doang yang hanya mau cari panggung tanpa action.
Disekeliling kita banyak tukang ngomong, talker , mereka pandai merangkai kata – kata yang manis serasa gula aren rasa coklat, merangkai kata – kata yang aduhai yang dapat membuat orang menjadi terlena, terbuai, terhipnotis, dan ini digunakan dalam rangka ingin menduduki suatu jabatan yang diimpikannya.
Para talker mulai bereaksi saat ini, menyajikan tulisan yang indah – indah, tidak melenceng, tertata rapih, dihindari senggolan, tersusun dengan titik koma sesuai paraphrase, bahkan saking indahnya sehingga terlupa apa yang akan mereka lakukan, mereka hanya pandai ngomong baik dalam lisan maupun tulisan tapi tertidur pada saat akan disoundingkan.
Energy para talker hanya sebatas ngomong doang, hanya mau di dengar karena basic rich-nya, not smart, dan orang seperti ini banyak dalam pelayanan, mereka hanya gema ria alias pemandu sorak, cheerleaders.
Para talker yang ngomong doang akan terkikis habis dalam era disruption teknologi, era transparancy, para talker akan gagap jika tidak merubah diri, tertindas oleh waktu yang tidak kompromi dengan sikap dan watak para talker yang hanya tebar pesona. Selamat tinggal para talker yang hanya ngomong doang, berkaryalah dalam wahana sempitmu. ewako-mappakoe@gpibwatch.id (JP)