Dinamika bergereja pasti ada, tidak perlu kita saling menjelekkan dan saling menjatuhkan, itu tidak etis…
Jakarta, gpibwatch.id – Melihat Pemilihan Majelis sinode sekarang ini, saya tenang – tenang saja , walaupun banyak statement – statement yang dikeluarkan oleh teman – teman yang mungkin kita sudah lihat, itu merupakan dinamika kita bergereja, tapi tidak perlu kita saling menjelekkan, saling menjatuhkan, apalagi sudah mengatakan orang tersebut belum saatnya, belum waktunya, belum layak, itu sangat tidak etis , biarkanlah berjalan secara alamiah, secara tata gerejawi oleh persidangan.
Dinamika yang terjadi menjelang PSR. GPIB – 2025, menurut saya masih bersifat Rohani dan Manusiawi. Rohaninya karna kita bicara pesta iman, lalu yang Manusiawinya kadang – kadang menjelekkan, itukan dimana – mana masih ada, auranya masih sangat terasa.
Gejolak menuju majelis sinode punya gelora, karena di FMS yang ada saat inikan rata – rata sudah tak boleh lagi karena waktu, ada beberapa yang masih bisa, ini merupakan salah satu magnet, daya tarik yang perlu dilihat sebagai proses recruitment majelis sinode dan siapa saja boleh mencalonkan diri selama tata gereja mengijinkan.
Dan kalau ada penambahan aturan sifatnya teknis, karna apa yang diatur oleh tata gereja sifatnya global, mungkin soal penambahan aturan tersebut misalnya calon sudah 2x mengikuti PST, berapa kali mengikuti PSR, PHMJ minimal 2x, kalau di Mupel pernah dua periode atau pernah di Mupel, tergantung panitia kredensi nanti, siapa yang menggodok, yang semuanya bertujuan untuk kepentingan GPIB.
Persaingan di Ketua Umum dan yang lain, mungkin terasa panas untuk orang – orang yang di Jakarta, kalau di daerah tenang – tenang dan dingin –dingin saja dan tidak ada apa – apa.
Dan menurut saya, saya sangat memperhatikan rekam jejak, track record seseorang dan para calon yang akan berkontestasi, rekam jejak itu terkait dengan karya – karyanya, rekam jejak pada saat vikaris dan apa yang sudah dilakukan buat GPIB sebelumnya.
Dengan 29 orang yang sudah mencalonkan diri dengan posisi masing – masing, saya meneliti dan membaca setiap pikiran – pikiran mereka, mencatat semua nama – nama lalu merenungkan satu nama, siapa yang akan dipilih dan ketika saya ditanya nanti, saya tidak bingung karna saya sudah punya catatan sendiri.
Semakin banyak calon akan semakin baik dan semakin banyak peluang dan saya semakin bangga karena teman – teman presbiter GPIB rindu menjadi berkat buat GPIB. ewako-mappakoe@gpibwatch.id (JP