Tuli mendadak tidak pernah sembuh total, karena ini kepentingan bersama yang harus dijaga, tak boleh di obral keluar, ini rahasia jabatan, dan semuanya akan menjaga ketulian...
Jakarta, gpibwatch.id – WHO memperkirakan pada tahun 2050, lebih dari 900 juta orang di seluruh dunia akan mengalami gangguan pendengaran.
Tuli mendadak, atau yang sering disebut sebagai ‘Stroke Telinga’ oleh masyarakat, merupakan kondisi yang dapat menghampiri siapa saja secara tiba-tiba dan memiliki potensi mengganggu aktivitas sehari-hari.
Tuli mendadak dapat muncul dalam berbagai derajat, mulai dari ringan hingga sangat berat, serta menimbulkan gejala tinnitus (denging dalam telinga), perasaan penuh di telinga, dan bahkan vertigo, baik pada satu atau kedua telinga dan terjadi dalam waktu singkat, biasanya kurang dari 72 jam dan kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, gangguan pembuluh darah, cedera kepala, atau penyakit tertentu
Tuli mendadak secara kiasan biasanya juga ada dalam pelayanan di lingkup besar, tuli itu apakah di sengaja atau di buat – buat, nyatanya ada dan agak susah dikendalikan dan ini harus di waspadai sejak dini.
Tuli mendadak secara metaforis ini akan tumbuh dan berkembang tergantung situasi dan kondisi, namun ini sudah menjadi tradisi penglihatan selama ini, sejak mereka terpilih dan menduduki jabatan.
Dan ada mekanismenya, mengapa tuli mendadak itu sampai terjadi dalam pelayanan tingkat sinodal, sebelum mereka menduduki jabatan fungsionaris majelis sinode, para calon itu banyak mendengar mulai dari hal yang sekecil apapun sampai yang lagi membooming, tak ada satupun yang lewat dalam rangka mencapai puncak kekuasaan.
Setelah mereka terpilih akan terjadi perubahan drastis, tidak hanya sebagai pimpinan dan pemimpin, tetapi dalam hal mendengar pun mulai berfluktuasi dan itu bisa di koreksi di lima tahunan.
Di tahun pertama sebagai pimpinan, mereka sangat – sangat mendengar, di tahun kedua, ketiga dan keempat di situlah tercipta tuli mendadak, stroke telinga dan di tahun kelima telinga pimpinan kembali normal seketika.
Normalnya telinga pimpinan, dalam rangka mencari dukungan suara untuk lima tahun kedepan, inilah ciri – ciri yang kelihatan dan harus segera diobati agar tidak menular.
Tuli mendadak ini tidak berlaku absolut, tergantung situasi dan kondisi, jika ada hal – hal yang kira – kira mendatangkan sukacita dan damai atau ada hal yang perlu diperhatikan segera, tuli mendadak akan lenyap, namun dalam perjalanannya kambuh lagi.
Tuli mendadak tidak pernah sembuh total, karena ini kepentingan bersama yang harus dijaga dan tak boleh di obral keluar, ini rahasia jabatan dan semuanya akan menjaga ketulian.
Dan tuli mendadak metaforis akan menjadi literally dalam kehidupan pelayanan, tak kalah mereka yang menduduki jabatan tidak pernah sadar akan fungsinya dan tugasnya sebagai hamba yang melayani, pemimpin yang melayani bukan pimpinan yang memerintah . ewako-mappakoe@gpibwatch.id (JP)