EDITORIAL
Home / EDITORIAL / STOP…!!! Kesombongan Fungsional

STOP…!!! Kesombongan Fungsional

…Kesombongan fungsional, dan juga kesombongan jabatan. Menggunakan fungsi-fungsi yang dimiliki untuk menekan satu terhadap yang lain.  

JAKARTA, gpibwatch.id – Sabda Bina Umat (SBU) GPIB Rabu 13 Agustus 2025 pagi melansir narasi yang menyatakan, ”Kebenaran Akhirnya akan Menang”.  Narasi yang berkisah bagaimana ulah Farisi yang menolak kebenaran dari kenyataan dari seorang buta yang bisa melihat.

Berbagai cara dan upaya, bahkan ancaman dilakukan untuk mendiamkan atau mematikan kebenaran tapi kebenaran adalah kebenaran. Farisi tak berdaya melawan kebenaran yang dialami si Buta yang telah melek.

Tuhan Yesus memberikan kuasa dan keberanian kepada orang-orang yang tahu kebenaran dan menyampaikannya, sehingga mereka makin berani dan tidak takut.

Sebagaimana diketahui para Farisi terus mempengaruhi si Buta agar memuliakan Allah bukan kepada kebenaran yanga telah dilakukan Yesus yang disebut-sebut Farisi Yesus bukan Allah tapi pendosa.

Ketika Kekuasaan Menjadi Absolut

Permintaan yang sangat kontradiktif dan tidak masuk akal: Memberi kemuliaan bagi Allah, tetapi mengakui Tuhan Yesus sebagai orang berdosa. Namun, Roh Kudus mengurapi orang buta yang melihat itu.

la tidak mematuhi permintaan mereka. Ia menjawab bukan berdasarkan yang ia tidak tahu, tetapi berdasarkan yang ia tahu: yaitu bahwa ia tadinya buta dan sekarang dapat melihat.

Para Farisi terus menekannya dengan menanyakan bagaimana Tuhan Yesus mencelikkan matanya? Orang buta yang melihat itu makin berani berdebat di hadapan para pemimpin agama tersebut. Ia sudah mengatakan kebenaran bahwa Tuhan Yesus yang memelekkan matanya, tetapi mereka tidak mendengarkan.

Mengapa mereka tidak mau mendengarnya lagi? Ia pun mengejek mereka, “Barangkali kamu ingin menjadi murid-Nya juga?” Terhadap ejekan tersebut, para Farisi menghina dia dengan menyebutnya sebagai murid Tuhan Yesus, sedangkan mereka menyebut diri murid-murid Musa.

Menjadi pengikut Tuhan Yesus yang dipanggil dan diutus untuk menyatakan kebenaran harus siap dihina. Penghinaan sekeji apa pun tidak boleh mematahkan semangat dan mematikan keberanian kita untuk terus menyatakan kebenaran tentang Tuhan Yesus, sehingga ketidakbenaran makin hari makin hilang dalam kehidupan di bumi.

Merdeka, yang Miskin Termarjinalkan

Catatan gpibwatch.id, manuver para Farisi adalah kesombongan rohani, kesombongan fungsional, dan juga kesombongan jabatan. Menggunakan fungsi-fungsi yang dimiliki untuk menekan satu terhadap yang lain.  

Pendeta Diajeng S. Pinkanatalini Siahainenia, S.Si Teol, dalam program Morning Call GPIB, Rabu 13 Agustus 2025 mengulas bagaimana sikap baik dari si Buta yang telah melek yang tidak terjebak dalam pernyataan para Farisi dengan segala kesombongan fungsional yang dimilikinya.

“Kesaksian kita harus disertai dengan kerendahan hati. Jangan kita jatuh dalam kesombongan rohani. Kesaksian kita harus disertai dengan kerendahan hati,” tutur Pendeta Diajeng mengurai Firman Tuhan Yohanes 9 : 24 – 28.

Menurutnya, kerendahan hati menolong untuk memahami betapa penting perubahan dalam hidup. Perubahan hidup yang semakin baik, yang semakin benar adalah hasil dari hubungan dengan Tuhan. /fsp

Suci Merah Putihku…

Latest Posts

Polling Bakal Calon Sekretaris Umum Majelis Sinode GPIB 2025-2030

Pilih bakal calon yang anda inginkan untuk menjadi Sekretaris Umum Majelis Sinode GPIB 2025 - 2030

View Results

Loading ... Loading ...

Berita Populer

01

Tuli Mendadak, Tradisi Sejak Dini di Jabatan Fungsionaris

02

Ketok Magic Pendeta, Menggunakan Ayat Kolusi dan Ayat Nepotisme

03

Sang Raja, Sang Ratu di Jemaat

04

JANGAN DIPILIH, Kontestan yang Tukar Guling Jabatan…

05

Pemimpin Arogan, Jangan Jadi Role Model

Ragam Berita



Sang Raja, Sang Ratu di Jemaat



Pemimpin Arogan, Jangan Jadi Role Model