EDITORIAL Inspirasi Opini
Home / Opini / Pemimpin Arogan, Jangan Jadi Role Model

Pemimpin Arogan, Jangan Jadi Role Model

Nasiner ini ternyata mampu menyatakan kebenaran ilusi, yang juga mampu menyebabkan stress imajiner, stress yang diciptakan diri sendiri dan klarifikasi ilusi hanya dengan pikiran yang berfantasi…  

Jakarta, gpibwatch.id – Jika kita ingin merasakan suasana desa Konoha di dunia nyata, kunjungi Nijigen no Mori Theme Park di Pulau Awaji, Jepang. Desa Konoha atau Desa Daun Tersembunyi adalah desa fiksi dalam serial anime dan manga Naruto.

Apa yang terjadi di Desa Konoha sama seperti yang terjadi di desa – desa lain di sekitarnya, khususnya dalam bidang pelayanan, kadang berbeda pendapat antar presbiter, antar presbiter dengan pelkat, antar presbiter dengan jemaat dan antar pengurus pelkat dan masih banyak lagi baik yang nyata maupun tersembunyi.

Perbedaan karakter diantara pemimpin di Desa Konoha, masing – masing punya sifat tersendiri, baik itu bidang pemerintahan maupun di bidang yang berhubungan dengan kepercayaan, ada yang mengutamakan kearogansian, adapula yang rendah hati.

Mekanisme dalam memimpin juga berbeda – beda, baik yang ada di Desa Konoha / Jemaat Konoha  maupun di desa tetangga / jemaat tetangga, ada pemimpin yang melayani dengan sungguh – sungguh, tulus tanpa pamrih, ada yang melayani dengan melihat status jemaat, ada yang melayani dengan kasih, namun karakternya meledak – ledak, dan ada juga pemimpin yang tak bisa mengendalikan diri, amarahnya lebih dominan jika keberadaannya di singgung, dan ada pemimpin yang intervensi dalam segala hal tentang pelayanan dan ada juga pemimpin yang tak mau menerima masukan dari teman sepelayanan.

Ketika Kekuasaan Menjadi Absolut

Peristiwa sangat tragis dan sangat memalukan pernah terjadi di Desa Konoha, Desa Imajinasi yang penuh dengan Ilusi dan Ilusif, tak kala ada nasiner atau narasi imajiner yang dibuat dan di posting oleh Jemaat Konoha yang mengunggah tulisan tentang campur tangan seorang pelayan nomor satu dalam pengangkatan dan penerimaan pegawai, dikarenakan faktor kedekatan dan hubungan harmonis baik fakta maupun silent. Di dunia real pelayan nomor satu sama dengan KMJ / Pendeta.

Dampak dari nasiner itu sangat mengagetkan, seorang pemimpin nomor satu yang selama ini melayani dengan baik di jemaat – jemaat sebelumnya, merasa tersinggung dengan cerita yang ada di nasiner, dan secara sadar terlihat seperti bertransformasi dalam kearogansiannya, dan berkata dengan nada tinggi tanpa legato, staccato hanya sekali, dan sembilan buah Roh ngak nampak, yang ada kemarahan gaya brutal, kepemimpin sadis, kepemimpin gaya perjanjian lama, lepas kontrol dan mendapatkan kepuasan apabila sudah membalas.

Nasiner ini ternyata mampu menyatakan kebenaran ilusi, yang juga mampu menyebabkan stress imajiner, stress yang diciptakan diri sendiri dan klarifikasi ilusi hanya dengan pikiran yang berfantasi.  

Dan kearogansian pemimpin yang terjadi di Jemaat Konoha, jangan jadi role model, keangkuhannya dan kesombongannya dipresentasikan sendiri dengan gaya emosi yang labil, dan apa yang sudah dilakukan menjadi citra buruk pelayanan yang hanya diketahui oleh segelintir orang, semoga di dunia nyata tidak terjadi hal yang demikian karena merusak reputasi yang sudah dibangun bertahun tahun.   Laus Deo.  ewako-mappakoe@gpibwatch.id (JP)

Merdeka, yang Miskin Termarjinalkan

Related Posts

Latest Posts

Polling Bakal Calon Sekretaris Umum Majelis Sinode GPIB 2025-2030

Pilih bakal calon yang anda inginkan untuk menjadi Sekretaris Umum Majelis Sinode GPIB 2025 - 2030

View Results

Loading ... Loading ...

Berita Populer

01

Tuli Mendadak, Tradisi Sejak Dini di Jabatan Fungsionaris

02

Ketok Magic Pendeta, Menggunakan Ayat Kolusi dan Ayat Nepotisme

03

Sang Raja, Sang Ratu di Jemaat

04

JANGAN DIPILIH, Kontestan yang Tukar Guling Jabatan…

05

Pemimpin Arogan, Jangan Jadi Role Model

Ragam Berita



Sang Raja, Sang Ratu di Jemaat



Pemimpin Arogan, Jangan Jadi Role Model