Jakarta, gpibwatch.id – Perlu ketekunan dalam menciptakan kader yang mumpuni dalam rangka regenerasi, tak semua orang mau melakoni, melayani suatu bidang kalau tak ada panggilan yang sungguh–sungguh dan diperlukan rasa cinta dan memiliki bahwa pekerjaan ini bukan untuk diri saya sendiri melainkan untuk menyuarakan suara kebenaran, suara kenabian.
Pdt.I.Nyoman Djepun merupakan salah satu kader terbaik di Bidang IV, Bidang PPSDI – PPK GPIB dengan posisi sebagai sekretaris dan dengan pengalaman yang begitu luas sebagai digital ministry tentunya tidak perlu diragukan lagi kepelayanannya.
Mari simak pembicaraan penulis dengan Pdt.I Nyoman Djepun ditengah kesibukan masing-masing melalui WA Call, 10 Mei 2025 mengenai aktivitas beliau.
Berikut petikan wawancaranya,
Sebagai TikTokers dan Youtubers, tentunya ada yang pro dan kontra dengan tindakan Bapak Pendeta, ini bagaimana ?
Ini peluang walaupun tantangan besar, saya tidak bisa melepaskan diri Nyoman Djepun saja, saya ingin sekali melihat, saya dekat dengan institusi GPIB. Jadi ketika postingan saya di TikTok yang menggunakan toga mau menyatakan bahwa walaupun ini pribadi tapi melekat dalam institusi saya dan mau menyebut hal yang lebih besar bahwa GPIB juga sudah diterima walaupun personal, ini keunggulan, kita menjangkau banyak orang untuk mendengar kabar baik.
Kelemahannya membalas inbox yang bertanya, minta konseling, minta nomor handphone. Saya sangat bersyukur dengan adanya dunia digital, pelayanan kita tidak hanya sekitar mimbar, tapi bisa merangkul orang yang lain, kita harus berhati – hati narasi yang diucapkan di dunia digital, ada reaksi positif dan ada negatif, artinya kesalahan dalam menyampaikan sesuatu orang akan memberikan cap, itu berbahaya.
Bagaimana pandangan Institusi GPIB tehadap Bapak Pendeta yang terus–menerus mempresentasikan dan menviralkan diri di YouTube dan di Tiktok, adakah suara minor atau suara sumbang ?
Kalau suara Institusi dalam hal ini GPIB ngak ada, tidak ada pernyataan apapun secara resmi, dari hal–hal informal saya terima, baik dari beberapa pimpinan, saya yakin bukan suara Institusi tapi suara pribadi memberi support.
Bagaimana menurut Bapak Pendeta tentang Ugahari yang sudah digaungkan kurang lebih 10 tahun ?
Saya tidak punya kapasitas untuk menilai, idealnya konsep keugaharian itu sudah jalan dan saya ngak tahu sejauh mana. Semangat Ugahari harus tetap ada dan kita dipercayakan berkat Tuhan untuk diolah dan dimanfaatkan tepat guna, tepat manfaat dan kita bisa mengukur perjalanan kesederhanaan ini, apakah dengan bijak gereja Tuhan ini memanfaatkan seluruh berkat kekayaan yang Tuhan berikan? serta mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan yang Tuhan anugerahkan bagi gereja GPIB.
Apakah ugahari sudah berlangsung atau hanya tagline alias slogan ?
Yang saya lihat semangat ugahari perlu ditimbang banyak hal, salah satunya misalnya pelaksanaan PST dan PSR. Saya melihat ini dalam konsep yang lebih luas, mestinya keadaan tersebut diatur dalam satu sitem, tata gereja yang mengatur hal – hal itu dan semangat ugahari harus didukung oleh sistem.
Bagaimana harapan Bapak Pendeta dengan PSR GPIB – 2025 ?
Menurut saya ketika selesai terpilih sebagai FMS GPIB yang ke XXII, hal–hal yang berbeda didalam, kiranya menjadi kekayaan untuk mendorong, mendukung, memberi support full, untuk segera bergerak maju membawa GPIB lebih baik pada kepemimpinan lima tahun kedepan.(JP)