Jakarta, gpibwatch.id – Apakah mulut ini harus dijahit, Apakah mulut ini terkatup selamanya, kaku, trismus, gagap sulit berbicara, Apakah mulut ini nerimo apa adanya, tanpa filter, tanpa kunyah, proses berjalan tanpa mulut terbuka, dan apakah mulut ini sudah tak berfungsi lagi untuk berkata –kata.
Apakah kebenaran untuk diungkapkan lewat mulut sudah tiada, ketakutan menghantui kalau mulut banyak khotbah minor dan sumbang, berjaga- jaga diviralkan bila mulut keseleo something, mulutpun ditutup sangat rapat jika pilihan beda, mulut terbuka pada soulmate dan chemistry, oooo mulutku kubawa kemana ……..
Disaat pilkada atau lainnya mulut terasa seperti pisau tajam, menyampaikan aspirasi calon, meyakinkan konstituen, mulutpun bisa berbisa antara kebenaran dan kepalsuan, pisau tajam dan pisau tumpul saling beradu dalam ke-euforia, beradu kenikmatan duniawi karna mendapatkan something sesaat, oooh indahnya mulut….
Menanti Lima bulan kedepan mulut sudah berbicara menyampaikan something, meng-elaborasi, mempromosikan kontestan dengan segala pernak – perniknya, terus forwad gambar narasi di whatsapp yang telah diviralkan dalam dunia maya, berlomba – lomba dalam silent, malu – malu dalam tirai, kecepatan masih terukur sambil melirik kelain hati, mulut berlomba – lomba dengan waktu tanpa kendali, mempengaruhi dan meyakinkan…….
Kopi pahit sangat terasa di mulut , Kopi pahit menenangkan, kopi pahit mendatangkan inspirasi, Kopi pahit berikan solusi, Kopi pahit buat hebring dan bersama kopi pahit di pagi hari mampu berkontemplasi, berselancar mencari ide dan gagasan agar mulut dapat menyampaikan berita yang valid, lewat Kopi Pahit Tiga Serangkai mampu men-declare para kontestan yang mumpuni dan bertanggungjawab. Kopi Pahit terus dinantikan breakingnews – nya lewat persepsi jitu dalam inbox integritas yang ber-sunhodos. ewako.gpibwatch (JP)