Jakarta, gpibwatch.id – Tatkala tangan ngak mampu bergerak, tatkala tangan dan jari jemari sudah tak bisa lagi dimainkan, terkadang terpasung bahkan sudah tak dapat lagi digerakkan, ada tremor kegelisahan, ada stress berkepanjangan, pikiran tidak lagi jernih, vascular tinggal menanti oklusi, metabolisme tubuh sudah gagal mengelola baik itu anabolisme maupun katabolisme, secara otomatis tubuh ini akan bereaksi dengan menimbulkan gejala yang tak terduga, idiopatic, why.
Jika kita seorang yang rajin mengutarakan atau mempresentasikan hal – hal yang mengenai hati sanubari sesuai dengan experience baik itu spesific atau general, dalam hal menulis tentang sesuatu dalam kehidupan berpelayanan atau-pun pekerjaan, pada mana tangan ini ketika harus diborgol dengan kunci aturan yang ketat, dampaknya akan menjalar kemana-mana, pikiran akan mengelana, ekspresi tak tersalur, kecemasan akan menghantui, kegelisahan dan keresahan mulai berpadu adu, tubuh terasa lunglai, tubuh akan merespon gejala yang timbul, tinggal organ tubuh yang lemah yang akan berdampak menimbulkan keluhan, sign and symptom.
Tak ada kata hemiparesis atau hemiplegia dalam hal menulis narasi yang tajam atau tumpul bagi seorang pewarta atau jurnalis, era disrupsi, era teknologi digital semakin berkembang dengan pesat ada mekanisme untuk mencapai tujuan dalam hal mengawal, mengamati person – person yang telah menyatakan siap untuk merubah, memperbaiki, meneruskan, melanjutkan pelayanan suatu lembaga menjadi lebih baik.
Terbenak dalam hati untuk terpanggil merilis hal yang tajam atau bertolak belakang namun masih dalam koridor iman kristiani dan kasih, akhirnya kami tiga serangkai, tiga person dalam perjumpaan informal, berdiskusi dan bercengkrama dengan back ground yang berbeda tetapi punya keinginan dan kemauan yang sama, where there is a will, there is a way untuk maju selangkah kedepan membentuk Website GPIB WATCH yang merupakan kanal untuk dapat mempublikasikan tulisan dan narasi yang dapat dipertanggungjawabkan ke-otentikannya.
Jika satu pintu tertutup, masih ada jendela , untuk menyalurkan pikiran – pikiran yang briliant dan di era digital semua orang bisa berkarya, berkiprah menyalurkan ide – ide untuk kemajuan lembaga atau pelayanan. GPIB WATCH mencoba membuka ruang ber-ekspresi, mengadu gagasan yang cemerlang, mengimprovisasikan kognitif, afektif, psikomotorik yang mengalami oklusi dan mencegah tangan ini tidak lumpuh lagi alias terpasung dengan kebijakan semu, pseudo–legislation. (JP)
