PERKEMBANGAN pelayanan gereja masa kini sudah tidak hanya sekadar sebagai rumah ibadah. Akan tetapi, juga diperuntukkan sebagai kegiatan belajar. Dengan kata lain, di dalam gereja, para jemaat akan dibina melalui berbagai kegiatan gereja itu sendiri.
Mengutip kumparan.com, gereja juga menjadi tempat bagi umat Kristen maupun Katolik untuk melakukan berbagai kegiatan pelayanan gereja.
Catatan GPIB Watch mengutip Bilangan Research Center (BRC) menyebutkan, dari aspek kepemimpinan ke depan gereja-gereja akan didominasi oleh anak-anak muda. Artinya, kelompok anak muda ini yang akan lebih aktif dalam berpelayanan di gereja.
Hingga tahun 2024, Gen Z adalah kelompok generasi yang terbesar di Indonesia, sebelum nantinya digantikan oleh generasi Alpha. Dengan rentang usia mereka yang 14-28 tahun, maka 10 tahun lagi mereka adalah generasi yang mulai memimpin termasuk dalam kepemimpinan gereja.
Di sisi lain, ternyata hanya sedikit data, informasi dan studi seputar gen Z Kristen terutama pandangan terhadap gereja dan kedalaman spiritualitas mereka. Itulah sebabnya, BRC di tahun 2024, membuat riset yang fokus kepada gen Z Kristen.
Riset Spiritualitas gen Z yang dilakukan oleh BRC di tahap pertama ini, difokuskan untuk memahami dinamika kehidupan, pandangan terhadap gereja, dan ekspresi spiritualitas gen Z.
Dengan demikian, pimpinan gereja dan lembaga gerejawi yang terlibat dalam pelayanan gen Z, bisa membuat strategi dan mengalokasikan sumber daya pelayanannya dengan lebih efektif. Sebuah pertumbuhan yang sehat karena ditopang oleh gen Z yang sehat spiritualitasnya.
Belajar seperti Yesus, mari membangun jembatan generasi dengan mengundang dan memberikan afirmasi kepada para murid, menjadikan mereka sahabatnya. Relasi yang hangat
dan penuh keterbukaan; murid bukan saja melihat dari dekat relasi Yesus dengan Bapa serta misi mereka, lebih dari itu Yesus mengundang mereka untuk ikut merasakan dan ambil bagian di dalam kehidupan Allah Trinitas. Demikian juga Gen Z, bukanlah “target gereja” tapi mari buka pintu hati (dan gereja) kita menjadikan Mereka “Sahabat dalam ziarah Rohani kita.”
Kesepian
Selain gereja harus mempersiapkan diri bagi gen Z, BRC juga menyebutkan sisi lain dari Gen Z untuk mau berpelayanan. KESEPIAN menjadi masalah utama bagiGen Z atau Gen Zoomers. 34% Gen Z merasakan kesepian dari tingkat sedang (26%) hingga akut (8% – sangat sering). Terlihat “tingkat kesepian” kelihatan menurun bagi Gen Z yang tertanam dalam komunitas dan memiliki mentor.
Tiga hal yang membuat Gen Z merasa tertekan adalah soal masa depan (37.5%), Tuhan meninggalkan aku (18.4%) dan dampak kesalahan masa lalu (14.8%). Makin dewasa, kekuatiran akan masa depan semakin meningkat (SMP 30.5%, SMA 41.6% dan Perguruan Tinggi 43.2%).
Secara umum, masih sekitar 20% Gen Z yang sulit merasakan dikasihi oleh Tuhan. Angka ini menjadi 10% bagi mereka yang memiliki komunitas dan 15% bagi yang memiliki mentor. ***