Pemeriksaan konsultasi psikiater sangat berguna bagi para calon yang terkena stress imajiner dan sepatutnya mengundurkan diri dari pencalonan, karena mempunyai tipe jiwa yang labil dan emosional,,,
Jakarta , gpibwatch.id – Menurut Psikiater, stress imajiner merupakan reaksi stress yang timbul dari persepsi yang keliru atau berlebihan, bukan dari ancaman nyata dan ini bukan gangguan jiwa berat, namun bisa berkembang jadi masalah psikologis jika tak ditangani dengan baik.
Stress imajiner bukan istilah medis formal dalam dunia psikiatri, tapi bisa dianggap sebagai kecemasan irasional, gangguan kecemasan, distorsi kognitif, gangguan psikomatik ringan dan paranoia ringan.
Ada juga versi lain yang mengatakan stress imajiner adalah tekanan atau ketegangan mental yang dirasakan seseorang, tetapi sebenarnya tidak bersumber dari situasi nyata atau ancaman objektif dan stress imajiner merupakan musuh yang kita ciptakan sendiri.
Stress imajiner juga dapat timbul dari tulisan imajiner, dimana pembaca tidak bisa mengartikulasikan dan mengartikan yang semestinya akan tulisan majiner, melainkan pembaca merasa dia yang disindir atau dituju padahal tak ada bukti objektif, inilah yang menjadi biang permasalahan akibat salah tafsir, pembaca emosional berdasarkan persepsi atau dugaan sendiri.
Stress mendadak yang terjadi akibat tulisan imajiner yang di narasikan di gpibwatch.id, merupakan hal biasa dalam dunia jurnalistik, tulisan imajiner tidak bisa membuat seratus persen pembaca merasa senang, pro – kontra pasti ada dan jika tulisan imajinatif dapat membuat orang terpesona, terpancing amarahnya, terlarut pikirannya, serta merasa ada di peristiwa tersebut, merasa sama persis peristiwa yang dia alami, disitulah permainan emosi jiwa mulai terwujud.
Kita berhasil membawa pembaca terbenam dan terpapar dengan khayalan yang dikonotasikan menjadi faktual untuk dirinya, artinya stress imajiner sudah merasuk sukmanya dan berkelana serta menghancurkan pikiran sehatnya.
Stress imajiner timbul tak kala pembaca karangan imajiner keliru memahami narasi tersebut, narasi yang dia baca seakan-akan menyinggung dia, seaka-akan tulisan imajiner untuk dia, dia gagal memahami arti imajiner dan ini yang menjadi bumerang yang bisa menimbulkan distorsi mental, skizofrenia yang tak terkendali dan mungkin juga sebelumnya akan mengalami ilusi yang melahirkan delusi.
Menjadi pertanyaan saat ini, jika ada kontestan Fungsionaris Majelis Sinode yang tersulut emosinya dengan tulisan fiksi, tulisan imajiner, tulisan inovatif, apakah masih layak dan pantas untuk dijadikan kandidat di Pesta Suksesi Pesidangan Sinode Raya !! Sesungguhnya diperlukan kejujuran dari diri sendiri seperti lagu Gita Bakti 69, Kumulai Dari Diri Sendiri.
Pemeriksaan konsultasi psikiater atau psikolog sangat berguna bagi para calon yang terkena stress imajiner dan sepatutnya mengundurkan diri dari pencalonan, karena mempunyai tipe jiwa yang tidak stabil, labil dan emosional.
Dan ini menjadi bahan masukan untuk panitia kredensial untuk lebih teliti dan lebih sikap dalam memverifikasi persyaratan dari para calon fungsionaris majelis sinode. ewako-mappakoe@gpibwatch.id(JP)