Gembala terkadang senang bermain sendiri dalam suasana dipuja dan dipuji dan menikmati kursi singgasana untuk memerintah, dan domba yang tak patuh akan cepat di mutasi dan dijauhkan dari jangkauan,,,
Jakarta, gpibwatch.id – Gembala yang baik, gembala yang mampu memberikan solusi yang terbaik jika ada perbedaan diantara domba-dombanya, gembala yang baik akan terus menuntun dan tidak memihak kepada kelompok tertentu, gembala yang baik akan berada dalam posisi yang sanggup memberikan pencerahan dan gembala yang baik dia akan mencari jalan keluar yang terbaik di setiap persoalan yang dihadapi para domba yang mengalami sengkarut.
Cara pandang gembala sekarang ini agak berbeda jika sudah menduduki satu tempat tertentu, satu jabatan tertentu, mereka lupa diri seakan-akan jabatan itu seumur hidup, domba-dombanya tidak dianggap, dibiarkan berkeliaran mengurus dirinya sendiri, domba atau umatnya hanya diperlukan di saat gembala membutuhkan tenaga dan materinya, gembala terkadang senang bermain sendiri dalam suasana dipuja dan dipuji dan menikmati kursi singgasana untuk memerintah dan domba yang tak patuh akan cepat di mutasi dan dijauhkan dari jangkauan.
Merilis dari laman media sosial Pdt.Vinny Putiray-Muda, ada luka yang tidak tampak, luka ditinggal gembala, dan dibiarkan tanpa arah, tanpa pelindung. Umat terluka bukan karena musuh dari luar, tapi karena pengabaian dari dalam, dan banyak orang yang seharusnya menggembalakan justru sibuk menggembalakan dirinya sendiri, membesarkan nama, memperluas pengaruh, membangun kenyamanan pribadi, dan menggembalakan dirinya sendiri bukan hanya soal kemalasan atau keserakahan, melainkan ini menggambarkan sikap egoistik yang sistemik dan pemanfaatan posisi rohani untuk keuntungan pribadi, sambil mengabaikan tanggung jawab ilahi, dan Allah tidak tinggal diam, Ia sendiri berfirman bahwa Ia akan turun tangan menggantikan gembala-gembala palsu itu, Ia akan berdiri melawan mereka.
Kitab Yehezkiel 34 : 2 – 4 adalah teguran pedih dari Tuhan kepada para pemimpin Israel yang disebut sebagai gembala, mereka memiliki tugas ilahi yaitu menggembalakan umat sebagai kawanan domba Allah, namun alih-alih merawat dan melindungi, mereka justru memanfaatkan umat untuk kepentingan sendiri.
Dan saat ini pun kita menyaksikan pemimpin-pemimpin rohani yang kehilangan hati seorang gembala, ketika jabatan lebih penting dari pelayanan, ketika kenyamanan lebih didahulukan daripada penderitaan umat, maka teguran Allah dalam Yehezkiel kembali bergema dengan keras. Tuhan memanggil setiap gembala, baik dalam gereja, lembaga, keluarga, bahkan di masyarakat, untuk kembali pada tugas kudus yaitu merawat, menguatkan, dan menuntun umat-Nya. ewako-mappakoe@gpibwatch.id (JP)