Saya sampai gagal memahami ini semua, dosa dan salahku apa…tempat-ku untuk mengadu, untuk introspeksi diri seakan–akan tersumbat, terhalangi tembok beton bisu…
Jakarta, gpibwatch.id – Pada mana intelektual kita dimiskinkan, ditiadakan dan pada mana kesejahteraan kita sudah tidak diperhatikan lagi, seakan – akan terasa intelektual kita terpasung, ter-vasektomi, dan ada rasa tindakan represif yang terselubung dengan menggunakan bahasa halus, bahasa isyarat…
Kita merasakan terombang – ambing dalam ketidakpastian dan sudah kucoba untuk bertanya dan mengadu ke stakeholder, pemangku kepentingan tiga serangkai, namun tiada jawaban, bahkan tidak digubris, acuh tak acuh, pertanyaannya mengapa semua ini terjadi, Ada Apa Gerangan??
Pengaduanku hanya ingin bertanya mengenai salary – ku yang di sirkumsisi, yang sampai saat ini sudah berjalan dua bulan, tak ada penampakan untuk hadir dan menghiasi dalam buku tabunganku.
Lima belas tahun perjalanan pekerjaanku di desa konoha yang penuh dengan lika-liku, desa yang penuh dengan de-daunan yang rindang dan tersembunyi sehingga segala persoalan terbungkus dalam kado yang excellent, dan dalam pekerjaan sebagai pewarta, memang kusadari dan harus kuakui tidak ada surat perjanjian kerja atau MOU.
Dan ini mungkin salahku juga karena dalam pikiranku, ini lembaga pelayanan tidak mungkin macam – macam, dalam kenyataannya dunia berkata lain, keterikatan – ku dengan lembaga ini tidak ada, dan mudah saja saya dipecat atau tidak dianggap lagi, dan mungkin bisa terjadi pembiaran, Meranalah Daku!!
Lima belas tahun perjalanan melayani dalam mempresentasikan dan menyajikan berita kekinian keberadaan lembaga, institusi ini, semuanya kurasakan tidak dihargai sama sekali, sia – sia belaka, Apakah – Ku Harus Menunggu!! menunggu dalam ketidakpastian nasibku – pekerjaanku, dan dunia boleh tertawa melihat ini.
Haruskah – ku menunggu, sedangkan saya tiang dan penyangga dalam keluarga, badanku terasa ringkih memikirkannya, teman – teman seperjuangan banyak men-support dan mengatakan sabar ya dan menguatkan saya, ini sangat kuhargai.
Saya perlu tenaga baru, spirit baru untuk memikirkan semua ini, dimana saaat ini pertandingan arung jeram, rafting tinggal beberapa bulan lagi akan berlangsung dan sangat kurasakan mungkinkah ku jadi tumbal dalam rangka mengamankan dan merebut posisi brownies, posisi yang sangat lekker.
Dalam kesendirianku di saat-ku melangkah pulang dari ruangan kerjaan yang selama ini bisa membuatku ber-inspirasi, sudah sangat terasa kering, tidak seharmonis dulu, kurasa asing dan mungkin teman sekerjaku sudah mengetahui akan hal ini, tentang apa yang kupirkan, tentunya uang transport alias gaji yang tidak diberikan.
Padahal kita mengetahui bersama bahwa dalam setiap menyusun Program Kerja dan Anggaran Tahunan selalu ada daftar tentang transport yang akan diberikan kepada saya sesuai dengan peliputan serta gaji, apakah bisa dibatalkan??
Saya sampai gagal memahami ini semua, dosa dan salahku apa!! dan tempat-ku untuk mengadu, untuk introspeksi diri seakan – akan tersumbat, terhalangi tembok beton yang membisu seribu bahasa.. adakah dusta semua ini??
Akhirnya ada yang harus di ingat untuk kita renungkan bersama – sama , bahwa diatas langit masih ada langit, Tuhan tidak buta tuli akan semuanya dan Tuhan akan memberikan jawaban yang tepat disaat yang tepat pada mereka yang menaruh harapannya hanya pada-NYA. ewako-mappakoe@gpibwatch.id (JP)